Teruslah Berbuat Baik

TERUSLAH BERBUAT BAIK
‘’Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha perkasa, Maha pengampun’’
(Al Mulk: 2)
Seorang Khalid bin Walid sebelum masuk Islam adalah seorang yang sangat memusuhi Islam, bahkan di perang Uhud dia menjadi momok menakutkan bagi pasukan kaum muslimin sehingga menewaskan 70 orang syuhada termasuk paman Rasulullah Hamzah bin Abdul Muthallib Ra.
Setelah periode hijrah ke madinah Khalid bin walid Ra pun masuk Islam, pada masa-masa menjadi seorang muslim Khalid bin Walid Ra adalah seorang penglima perang Islam yang tak terkalahkan, bahkan Nabi Saw menjulukinya pedang Allah yang terhunus. Allah tidak melihat masa lalu seorang Khalid yang kelam, tetapi Allah melihat potensi yang dimiliki Khalid sehingga menjadi orang yang bermanfaat bagi umat Islam pada masanya.
Pada masa Umar bin Khatab Ra, Khalid bin Walid Ra diturunkan dari jabatan sebagai panglima perang muslim saat itu, lantas apa yang dilakukan Khalid! Apakah dia marah kepada Khalifah Umar, sedih dan kecewa lantas tidak mau berperang lagi. Ternyata tidak seperti itu sifat seorang Khalid, ia masih sangat bersemangat untuk berperang. Seorang sahabat bertanya mengapa anda masih bersemangat untuk berjihad padahal jabatan anda sudah diturunkan oleh Umar, Khalid menjawab aku berjihad bukan karena Umar, tetapi karena Allah. Itulah seorang Khalid, begitu juga seharusnya kita, apapun profesi, jabatan, pekerjaan yang kita jalani kita harus memberikan amal yang terbaik, karena Allah pastia kan memberikan setiap kebaikan pada amal yang kita lakukan, Allah tidak melihat siapa kita, tapi Allah melihat amal kita dan lakukan lah yang terbaik.
Jangan berfokus pada penilaian manusia karena penilaian dari Allah adalah sebaik-baik penilaian, Pada masa Sultan Murad di kekhilfahan Turki Utsmani, pada saat itu sang sultan yang terbiasa berjalan-jalan untuk melihat keadaan rakyatnya secara langsung berjalan bersama para ulama dan pengawalnya tetapi pakaian yang biasa, sehingga rakyat tidak tahu bahwa beliau adalah seorang Sultan.
Pada waktu melakukan perjalanan itu sang sultan melihat mayat tergeletak di jalan, tetapi orang-orang sekitar hanya lalu lalang tanpa mempedulikan mayat tersebut, lalu sang sultan bertanya kepada tidak ada yang mengurus mayat ini. Orang-orang menjawab dia adalah orang zindiq, yang terbiasa minum khamar dan berzina dengan para pelacur. Sang sultan mengatakan seorang muslim wajib mengurusi mayat saudara muslimnya, akhirnya masyarakat mau juga membawa mayat tadi kerumahnya. Lalu sang sultan bertemu istrinya dan bertanya kenapa orang-orang menyebut suamimu ini peminum khamar dan pezina? Istrinya menjawab bahwa sesungguhnya dia bukan lah peminum khamar, dia membeli khamar lalu dia menumpahkan khamar itu ke toilet kamar mandi dan berkata Alhamduliilah aku telah mengurangi dosa kaum muslim untuk tidak mabuk malam ini, lalu dia mendatangi rumah-rumah para pelacur dan memberikan mereka uang lalu mengatakan malam ini tutuplah rumah kalian dan jangan menerima tamu, lalu ia berkata Alhamduliilah malam ini aku telah mengurangi dosa kaum muslim untuk berzina, tetapi aku mengatakan nanti tidak akan ada orang yang mengurusi dan menyolati jenazahmu! Dia berkata sambil tertawa nanti sang sultan lah dan para ulama yang akan mengurusi dan menyolati jenazahku. Kata sang sultan Masya Allah begitu baiknya suamimu sesungguhnya aku adalah sultan nya umat ini. Mari kita urus dan sholati jenazah suamimu ini. Akhirnya sultan, ulama dan banyak orang yang menyolatinya.
Jangan pernah pedulikan bagaimana penilaian manusia terhadap kita apalagi penilaian yang buruk, apabila kita berbuat baik maka kebaikan itu untuk diri kita sendiri dan penilaian dari Allah lah yang terbaik. Siapapun kita, apapun profesi kita, teruslah berbuat baik. Seungguhnya Allah akan membalas setiap perbuatan baik walaupun seberat biji zarah pun.
Oleh : Azran Arief Parena, Guru SIT Al Furqon